MAKALAH
KEPRIBADIAN
KONSUMEN
Disusun Guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Perilaku
Konsumen
Dosen Pengampu: Iwan Fahri Cahyadi, SP, MM
Disusun
Oleh :
1.
Istikomah (1420210084)
2.
Septia na Rini (1420210239)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN
SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM/ ES
TAHUN
AKADEMIK 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Pada dasarnya kepribadian dapat dijelaskan sebagai
karakteristik psikologi yang menentukan dan menggambarkan bagaimana seseorang
merespon lingkungannya. Walaupan kepribadian cendrung konsisten dan bertahan
lama. Tetapi dapat berubah dengan tiba-tiba sebagai respon terhadap berbagai
peristiwa hidup yang utama maupun secara berangsur-angsur dari waktu ke waktu.
Adapun pengetrian perilaku konsumen, yaitu tingkah laku dari konsumen, dimana
mereka dapat mengilustrasikan untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan
memperbaiki suatu produk dan jasa mereka.
Menganalisis perilaku konsumen akan lebih mendalam dan
berhasil apa bila kita dapat memahami aspek-aspek pisikologis manusia secara
keseluruhan. Kemampuan dalam menganalisis perilaku konsumen berarti
keberhasilan dalam menyelami jiwa konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan
demikian berarti pula keberhasilan pengusaha, ahli pemasaran, pimpinan toko dan
pramuniaga dalam memasarkan suatu produk yang membawa kepuasan kepada konsumen
dan diri pribadinya.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa difinnisi kepribadian konsumen?
2. Apa saja teori keprinadian perilaku
konsumen?
3. Apa sajakah karakteristik kepribadian dan
yang mempengaruhi perilaku konsumen?
4. Bagaiman kepribadian hubungan merek dan perilaku
konsumen ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kepribadian
Goldon Allport mendefinisikan personality/ kepribadian sebagai
suatu organisasi dinamik dari sistem-sistem psikologis dalam individu yang
menentukan penyesuaian unik terhadap
lingkungan.
Personality/ kepribadian merupakan keseluruhan dari tata cara
seseorang beraksi, bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain. Secara
umum, kepribadian seseorang ditentukan oleh tiga hal yang saling mendukung satu
sama lain, dan merupakan satu kesatuan, yaitu:
a.
Generik atau
keturunan
b.
Lingkungan
mulai budaya, lingkungan keluarga, sekolah, atau pergaulan.
c.
Situasi
tertantu.
Masing-masing dari pengaruh tersebut
menjadi penentu dari besar kecilnya perubahan kepribadian seseorang.[1] Dalam riset kepribadian seorang
individu merupakan hasil keturunan ataukah lingkungan. Di tambah pula dewasa
ketika mengijak dewasa terdapat tiga fakator yng mempengaruhi yaitu keturunan,
lingkungan dan situasi. Dimana suatu situasi, jadi kepribadian seorang dewasa
umumnya dianggap terbuat dari faktor keturunan maupun lingkunga, yang
diperlunak oleh faktor situasi. [2]
Dalam
batasan kepribadian yang dikemukakan diatas ada empat hal yang perlu diuaraiakan,
yakni:
1.
Dianamis,
berarti kepribadian bisa berubah.
2. Organisasi sitem, ini mengandung
pengertian bahwa kepribadian itu merupakan suatu keseluaruahan yang bulat.
3. Psikophisis, ini berarti kepribadian
tidak hanya bersifat fisik dan juga tidak bersiafat psikis tetapi meruapakan
gabungan dari kedua sifat.
4. Unik, ini berarti kepribadian
anatara individu yang satu dan yang lain tidak ada yang sama.[3]
B.
Teori Kepribadian
Perilaku Konsumen
1. Teori Psikoanalis
Teori yang mencerminkan atas adanya suatu pandangan konflik dan
perilaku manusia. Konsepsi tentang adanya manusia menurut kepercayaan orang
barat secara ajek bermuala dari adanya konflik didalam tubuh manusia itu
sendiri. Kepercaan ini secara tradisioanal ada dalam alam pemikiran primitif
yang terpatri dalam perjuangan antara baik buruk.
Teori psikionalistis ini menekankan pada sifat-sifat kepribadian
yang tidak sidari sebagai hasil dari konflik masa kanak-kanak. Konflik itu
diturunkan menjadi tiga komponen kepribadian yang terdiri atas Id, Ego,
Superego.
ID
|
EGO
|
SUPEREGO
|
|
Dasar Dicapai
Lewat Tujuan
|
Biologi
Pewarisan
Kesenangan
|
Psikologi
Penglaman
Kenyataan
|
Sosial
Sosialisasi
Kesempurnaan
|
Fungsi
|
Menginginkan
hasil
|
Mengingikan
perlindungan
|
Menginginkan
penekanan
|
Kualitas Dari
Kehiduapan Mental
|
Ketidaksadaran
|
Kesadaran
|
Ketidaksadaran
|
Proses
|
Pertama:
Perbuatan
reflek
Halusinasi
|
Kedua:
Persepsi
Memori
Berfikir
Menilai
|
Pengamatan:
Evaluasi
Sangsi
|
2. Teori Sosial
Dari perspektif teori soasial, kepribadian dijelaskan dengan pola
perilakau yang konsisten yang memperlihatkan hubungan orang-orang dengan
situasi sosial. Dalam pandangan teori sosial, setiap orang berperilaku sesuai
dengan tuntutan sosial. Penelitian teori sosial berhubungan dengan pemasaran
telah dikembangkan oleh Cohen dalam Assael(1997) dalm skala compliance/ anggresiveness/ datachment (CAD). Cohen menemukan bahwa sabun toilet, pencuci
mulut, dan aspirin bayet adalah kategori produk unruk pemenuhan, sedangkan
sejenis cologne dan lation, adalah mempresentasikan
angresivitas.
3. Teori Konsep Diri
Konsep diri berkaitan dengan kepribadian atau citra pribadi. Dalam
pandangan teori konsep diri manusia mempunyai pandangan dan persentasi atas
dirinya sendiri. Misalnya jika konsumen merasa sebagai orang yang modern dan
merasa sukses, maka tindakan-tindakannya baik dalam perilaku sosial maupu dalam
perilaku pembeliannya diusahkan untuk mencapai konsep diri yang dimilikinya.
Secara umum konsep diri diatur oleh dua prinsip, yaitu keinginan
untuk mencapai konsistensi dan keinginan untuk miningkatakan harga diri.
Pencapaian konsistensi berarti bahwa konsumen akan bertindak menurut konsep
diri yang sebenarnya. Perilaku pembilan konsumen yang diarahkan untuk mencapai
konsep diri, itulah yang disebut keinginan yang konsisten antara konsep diri
dan perilakuannya.
4. Teori Sifat/Ciri
Pendekatan teori ciri kepribadian berusaha mengklasifikasi menusia
menurut karakteristik atau ciri-ciri dominan. Trait adalah setiap karakteristik
yang berbeda dari yang satu dengan yang lainnya, dan ciri atau sifat itu
relatif permanen dan konsisten. Teori trait ini berusaha menjelaskan
serangakain kencenderungan sifat-sifat manusia.
Pendektan kepribadian dengan teori ini berusaha untuk
mengkuantitatifkan karakteristik yang demikaian oleh seseorang. Misalnya orang
dapat dibedakan bedasarkan drajat keramahtamahannya secara sosial. Di
pendekatan teori kepribadian berdasarakan ciri-ciri kepribadian dan
pengunaannya untuk pemasaran sering mengalamu kesulitan untuk memprediksi
perilaku konsumen secara permanen. Beberapa penjelasan mengapa sering terjadi
hasil yang sulit untuk dijadiakan dasar memahami perilaku konsumen adalah
sebagi berikut:
1. Banyak skala pengukuran yang tidak
cukup valid dan reliabel.
2. Tes kepribadian sering dikembangkan
unutk populasi spesifik[4].
C.
Karakteristik
Kepribadian Dan Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
1.
Karakteristik
Kepribadian
Dari
definisi kepribadian dapat disimpulkan bahwa karakteristik kepribadian meliputi
beberapa hal sebagai berikut:
a.
Kepribadian
Mengambarkan Perbedaan Individu
Dalam
kepribadian terdapat unsur-unsur unik yang tergabung menjadi satu dan membentuk
konsisten. Konsisten kepribadian akan tercermin dari cara berfikir, berpendapat
dan bertingkah laku. Masing-masing manusia memiliki konsisten kepribadian yang
tidak sama. Beberapa manusia, bisa jadi memiliki kesamaan konsistensi
kepribadian, tetapi tidak sama persis.
b.
Kepribadian
Menunjukkan Konsisten Yang Berlangsung Lama
Karakteristik
manusia telah dibentuk sejak masih berada dalam kandungan sang ibu. Terutama
kepribadian ibu akan menjadi stimulus pertama yang akan membentuk kepribadian
anak, dan akan terus berlangsung hingga si anak beranjak dewasa. Lamanya waktu
dalam pembentukan karakter inilah yang
menyebabkan kepribadian cenderung bersifat permanen dan sulit berubah.
Jika
dilihat dari konsistensi kepribadian konsumen yang berlangsung lama, memang
akan terasa sulit bagi produsen/ pemasar untuk mengubahnya jika produk yang
ditawarkan tidak sesuai dengan kepribadian konsumen. Maka produsen/ pemasar
harus bisa mengali informasi untuk mengetahui dan mengidentifikasi
karakteristik konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk. Selanjutnya informasi
ini menjadi bahan untuk membuat komunikasi pemasaran secara kreatif/ inovatif
sehingga bisa mempersuasif konsumen yang menjadi target pasar.
c.
Kepribadian
Bisa Berubah
Meskipun kepribadian bersifat
permanen dan konsisten, namun bukan berarti tidak bisa berubah. Hal ini bisa jadi dikarenakan adanya perubahan
motivasi, cita-cita, gaya hidup, pendapatan, lingkungan dan lain-lain yang
mengharuskannya berubah.[5]
2. Karakteristik Pribadi Yang
Memengaruhi Perilaku Konsumen
Keputusan membeli dipengaruhi oleh kerakteristik pribadi seperti
umur dan tahan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadia,
dan konsep diri pembeli.
1. Umur dan tahap daur hidup
Orang
mengubah barang dan jasa yang mereka beli semasa hidupnya. Selera akan makanan,
pakaian, perabot, dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Dan
tahap-tahap daur hidup keluarga tradisioanal meliputi bujangan dan pasangan
muda dengan anak.
2. Pekerjaan
Pekerjaan
seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pekerja kasar cenderung
membelikan lebih banyak pakaian untuk bekerja, sedangan pekerjaan kantor
membeili lebih banyak jas dan dasi.
3. Situasi Ekonomi
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk.
Jennifer Flores dapat memepertimbangkan membeili nikon yang mahal bila mempuyai
pendapatan yang cukup untuk dibelajakan, tabungan, atau kemampuan meminjam.
4. Kepribdaian
Setiap inidividu memiliki karakteristik sendiri yang unik, secara
lebih jelas kepribadian ialah sebagai pola perilaku yang kosisten dan bertahan
lama. Oleh karena itu, variabel kepribadian bersifat lebih dalan dari pada gaya
hidup.
D.
Kepribadian
Merek dan Perilaku Konsumen
1.
Kepribadian
Merek
Kepribadian
merk merupakan kondisi di mana konsisten akan berusaha menghubungkan berbagai
sifat atau karakteristik kepribadiannya dengan berbagai merk dan berbagai macam
golongan produk.
a.
Kepribadian
Produk dan Jenis Kelamin
Sejumlah
penelitian menunjukkan bahwa tempat/wilayah, gender atau jenis kelamin bisa
dikaitkan dengan produk tertentu. Misalnya, produk kopi, teh, rokok, minyak
wangi dan pasta gigi dikaitkan dengan produk-produk maskulin. Sementara produk hand
body , sabun mandi, shampo dan makanan ringan dikaitkan produk-produk
feminine.
b.
Kepribadian dan
Warna
Hasil
riset juga menujukkan bahwa konsumen sering mengkaitkan antara produk dan jasa
dengan warna tertentu. Hal ini bisa dijadikan dasar bagi pemasar, ketika mengiklankan
produk/jasa harus memperhatikan dan mempertimbangkan pengunaan tertentu. Karena
setiap produ harus memiliki identitas warna tertentu sesuai dengan harapan
produsen/pemasar dalam mengarahkan konsumennya.
c.
Etnosentrisme
Konsumen Sebagai Respon Terhadap Produk Luar
Orang
yang etnosentris, cenderung berfikir subyektif. Konsumen etnosentris lebih
memilih mengunakan produk dalam negeri
dan menolak mengunakan produk luar negeri. Sementara orang yang tidak
etnosentris akan cenderung berpikir obyektif dalam mengunakan atau tidak
mengunakan atau tidak mengunakan produk luar negeri. Tingkat etnosentisme
konsumen di suatu wilayah negara berbeda satu dengan yang lain dan akan cepat
berubah sesuai dengan perubahan pola pikir masyarakat.
2.
Kepribadian dan
Perilaku Konsumen
Produsen/pemasar
harus berusaha mengetahui kepribadian konsumen dan pengaruhnya terhadap
perilaku konsumsi. Pemahaman tersebut sangat penting agar pemasaran dari produk
yang ditawarkan sesuai dengan kondisi kepribadian konsumen. Dan harapanya, konsumen
akan menilai produk/jasa sebagai sesuatu yang cocok dengan kepribadiannya
sehingga konsumen akan membeli dan menggunakannya.
a.
Kepribadian
Ciri Inovatif Konsumen
Kepribadian ciri inovatif konsumen adalah menggambarkan tingkat
penerimaan konsumen terhadap produk-produk atau jasa baru. Pemasar ingin
mengetahui bagaimana produk-produk atau jasa baru bisa diterima oleh konsumen.
Konsumen memiliki derajat keiginan yang berbeda dalam mencoba hal-hal baru.
Salah satu instrumen untuk mengukur inovaf konsumen adalah dengan memberikan
sejumlah pertanyaan pada konsumen tetap penerimaannya terhadap produk/jasa baru
tersebut. Setiap jawaban konsumen akan diberikan skala untuk mengukur tingkat
penerimaan.
b.
Dogmatisme
Dogmatisme adalah sebuah kepribadian ciri yang mengukur tingkat
kekakuan sesseorang dalam menerima segala sesuatu yang tidak dikenal atau
menerima informasi yang bertentangan dengan kepercayaan yang dimiliki. Konsumen
yang memiliki tingkat dogmatisme yang tinggi akan menerima segala sesuatu yang
tidak dikenal dengan perasaan curiga, tidak yakin dan merasa tidak
menyenangkan. Konsumen yang memiliki derajat dogmatisme yang rendah akan menyukai produk-produk baru
yang lebih inovatif. Sedangkan konsumen dengan derajat dogmatisme yang tinggi
cenderung memilih merek yang sudah terkenal.
c.
Karakter Sosial
Karakter sosial adalah salah satu kepribadian ciri lainnya.
Kepribadian ciri dari karakter sosial akan mengidentifikasi dan membagi
individu ke dalam berbagai jenis sosial budaya yang berbeda. Karakter sosial merupakan
kepribadian ciri yang memiliki arti sebagai inner directedness sampai dengan kepada other
directedness.[6]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Personality/ kepribadian merupakan keseluruhan dari tata cara
seseorang beraksi, bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain. Secara
umum, kepribadian seseorang ditentukan oleh tiga hal yang saling mendukung satu
sama lain, dan merupakan satu kesatuan, yaitu generik atau keturunan,
lingkungan dan situasi tertantu.
Teori kepribadian perilaku konsumen
meliputi beberapa teori, yaitu:
a.
Teori
Psikoanalis
b.
Teori
Sosial
c.
Teori
Konsep Diri
d.
Teori
Sifat/Ciri
Karakteristik
Kepribadian dikemuakakan sebagai berikut:
a.
Kepribadian
Mengambarkan Perbedaan Individu.
b.
Kepribadian
Menunjukkan Konsisten Yang Berlangsung lama.
c.
Kepribadian
Bisa Berubah.
Keputusan
membeli dipengaruhi oleh Karakteristik Pribadi seperti Umur dan tahap daur
hidup, Pekerjaan, Situasi Ekonomi, Kepribdaian.
Kepribadian
merek merupakan kondisi dimana konsumen akan berusaha menghubungkan sebagai
sifat atau karakteristik kepribadiannya dengan berbagai merk dan berbagai macam
golongan produk. Di pemasar berusaha mengetahui keribadian konsumen dan
pengaruhnya terhadap perilaku konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Ekawati
Rahayu Ningsih, Perilaku Konsumen,Kudus:Nora
Media Enterise,2013.
Nugroho
J.Setiadi, Perilaku Konsumen: Perspektif
Konterporer Pada Motif, Tujuan, dan Keingina
Konsumen, Jakarta: Prenada Media Group,2010.
Ujang
Sumar, Perilaku Konsumen:Teori dan
penerapanya dalam pemasaran, Cat.1 Ed.2, Bogor:Ghalia Indonesia,2011.
[1] Ekawati Rahayu Ningsih, Perilaku Konsumen,Kudus:Nora Media
Enterise,2013, hlm.52-53.
[2] Nugroho J.Setiadi, Perilaku Konsumen: Perspektif Konterporer
Pada Motif, Tujuan, dan Keingina
Konsumen, Jakarta: Prenada Media Group,2010, hlm.66-75.
[3] Ibid., hlm.61-62.
[4] Ibid., hlm. 66.
[5] Ujang Sumar, Perilaku Konsumen:Teori dan penerapanya
dalam pemasaran, Cat.1 Ed.2, Bogor:Ghalia Indonesia,2011, hlm.38-39.
[6] Ekawati Rahayu Ningsih, Op.Cit., hlm. 63-67.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar